Goa Tabuhan

     Goa Tabuhan namanya. Tidak kalah uniknya dengan Goa Gong. Tabuhan berasal dari kata Tabuh(dalam bahasa jawa) yang sama dengan pukul. Jadi Tabuhan bukan berarti goa ini bisa memukul( tidak mungkin, lah !) Tapi goa ini memiliki sebuah ciri atau pesona yang khas. Karena dari itu, goa ini sangat cocok sekali menjadi salah satu dari puluhan obyek wisata pacitan yang bisa juga menjadi referensi wisata anda.


     Goa Tabuhan ini terletak di pedesaan di pedalaman Pacitan, tepatnya Desa wareng Kecamatan Punung, Pacitan. Jarak tempuh dari pusat kota menuju obyek wisata ini adalah 40 Km ke arah barat.

     Goa ini mulai ramai dikunjungi orang sejak 1998, dulunya bernama Goa Tapan akan tetapi pada akhirnya berubah menjadi Goa Tabuhan karena kerap dipakai oleh penduduk sebagai tradisi kesenian dengan cara memukul batu – batuan yang menggantung di atap Goa. Seperti halnya obyek wisata lainnya, Goa Tabuhan juga mempunyai cerita sejarah keberadaannya. Menurut cerita masyarakat sekitar Goa, Goa Tabuhan ini ditemukan oleh Kyai Santiko yang pada waktu itu kehilangan sapi, dan akhirnya si sapi ditemukan di Goa. Setelah menemukan Goa ini, kemudian dibersihkan semak belukarnya, goa ini diambil oleh Raden Bagus Joko Lelono dan puteri Raden Ayu Mardilah.

     Goa Tabuhan ini berlokasi di bukit kapur Tapan dan memiliki langit-langit penuh akar batu yang bergelantungan. Oleh para ahli goa, proses pembentukan stalagtit dan stalagmit ini diyakini sudah berlangsung beratus tahun lalu, karena adanya reaksi kimia antara hujan dan mineral kapur. Dengan panjang rata-rata hingga tujuh meter dan diameter hingga satu meter, stalagtit dan stalagmit di goa ini tampak menyerupai pilar-pilar raksasa yang sangat menakjubkan.

     Yang menjadikan Goa ini unik adalah bunyi – bunyian yang bisa dihasilkan dari batu stalagmite diatas sehingga akan menimbulkan nada – nada musik yang merdu apabila dipadukan dengan gamelan. Dan pengunjung dapat menikmati penampilan para musisi menabuh stalaktit dan stalagmit goa menjadi alunan musik khas Jawa. Para sinden dan waranggono itu begitu piawai memainkan alat music alam yang dihasilkan dari batu stalagmite dan stalagtit, dan inilah salah satu keunggulan Goa Tabuhan selain keindahan alamnya.

     Jangan anda merasa khawatir karena akses jalan menuju Goa Tabuhan tergolong mulus beraspal dan nyaris tanpa hambatan sehingga perjalanan terasa nyaman sambil menikmati suasana pedesaan di daeah Punung yang asri. Setelah membayar tiket masuk seharga Rp. 4000/orang, anda pun bisa masuk ke kompleks Goa. Suasana di dalam goa relatif sejuk. Agar perjalanan anda tidak terganggu, anda bisa memanfaatkan senter sebagai penerang jalan anda masuk Goa.

     Pemandangan stalagmite dan stalagtit yang seperti ukiran akan menemani perjalanan anda, dan menurut sumber masyarakat setempat, salah satu bagian didalam Goa di yakini sebagai tempat bertapa oleh Pangeran Diponegoro beserta pengikutnya. Ini dapat dilihat dari adanya sebuah ruangan kecil yang di ujung goa yang diyakini dipakai sebagai tempat bertapa.

      Setelah puas menikmati keindahan panorama Goa, anda juga bisa menikmati keunikan Goa ini yang lainnya, yaitu menikmati konser musik jawa dengan batu Goa sebagai alat musiknya. Cukup dengan biaya 70.000,00 anda bisa menikmati pesona simphoni musik yang dihasilkan dari batuan Goa. Akhirnya selamat datang di Goa ‘Musik Jawa’ Pacitan, Goa Tabuhan.

Sumber : (Pacitanisti.com)
Previous
Next Post »